Kalau lo nonton Dortmund sekitar tahun 2015 sampai 2021, lo pasti kenal banget sama nama Roman Bürki. Gaya rambutnya rapi, reflex-nya tajam, dan ekspresinya selalu cool. Tapi kariernya di Dortmund gak melulu mulus. Dia pernah jadi penyelamat, pernah juga jadi bahan kritik. Tapi satu hal yang gak bisa lo bantah: dia pernah jadi bagian penting dari skuad Dortmund yang kompetitif.
1. Awal Karier: Dari Swiss ke Bundesliga
Roman Bürki lahir di Münsingen, Swiss pada 14 November 1990. Dia memulai karier profesionalnya di Swiss, termasuk sempat membela Young Boys dan Grasshopper Club Zürich. Di situ, dia udah dikenal sebagai kiper muda yang tenang dan punya kontrol bola bagus.
Namanya mulai naik saat dia gabung ke SC Freiburg pada tahun 2014. Walaupun Freiburg akhirnya degradasi di akhir musim, performa Bürki tetap jadi sorotan. Reaksi cepat, refleks gila, dan kemampuan distribusinya bikin banyak klub melirik.
Dortmund langsung gerak cepat.
2. 2015: Gabung Borussia Dortmund – Langsung Starter
Tahun 2015, Borussia Dortmund resmi rekrut Roman Bürki dari Freiburg. Dia langsung dapet kepercayaan jadi kiper utama, menggantikan Roman Weidenfeller yang mulai menua.
Dan di musim pertamanya, dia langsung ngasih impresi: clean sheet, penyelamatan krusial, dan tenang banget meski tim masih dalam fase transisi setelah era Klopp. Di bawah pelatih Thomas Tuchel, Bürki cocok banget sama gaya main Dortmund yang pengen build-up dari belakang.
3. Gaya Main: Modern dan Berani Ambil Risiko
Roman Bürki bukan tipe kiper klasik yang cuma nunggu bola. Dia kiper modern. Punya atribut yang kuat di:
- Distribusi bola (kaki kiri-kanan oke)
- Refleks cepat (banyak banget save close-range)
- Berani keluar dari garis (sweeper-keeper mode)
- Tenang saat ditekan (jarang panik lawan pressing)
Kadang gaya main ini bikin fans deg-degan, karena dia suka banget ngoper pendek walau ditekan. Tapi itu juga yang bikin dia beda dari kiper Bundesliga lain waktu itu.
4. Era Terbaik: DFB Pokal & Penyelamatan Ajaib
Di musim 2016–17, Bürki jadi bagian penting dari tim yang akhirnya juara DFB Pokal lawan Eintracht Frankfurt. Trofi ini penting banget, karena itu jadi satu-satunya gelar utama yang dia bawa pulang bareng Dortmund.
Banyak momen di mana dia jadi penentu kemenangan:
- Save lawan Bayern di semifinal Pokal
- Penyelamatan refleks lawan Real Madrid di Liga Champions
- Momen-momen penting lawan Schalke di Der Klassiker
Di musim-musim puncaknya (2017–2020), Bürki sempat dianggap salah satu kiper top Bundesliga.
5. Kritik dan Masa Sulit: Kesalahan Fatal & Kehilangan Tempat
Tapi, karier Bürki juga gak lepas dari kritik. Di musim 2019–20 dan 2020–21, performanya mulai gak konsisten. Dia sempat bikin blunder fatal, seperti:
- Salah oper ke lawan
- Terlambat keluar dari garis
- Salah antisipasi bola lambung
Fans mulai frustrasi karena di laga besar, dia kadang terlihat gugup. Ditambah lagi, gaya main Dortmund yang sangat ofensif bikin dia sering “ditinggal sendiri” di belakang. Tekanan mental makin tinggi.
6. Kehilangan Posisi: Masuknya Gregor Kobel
Tahun 2021, Dortmund beli kiper muda Swiss lain, Gregor Kobel. Sejak saat itu, posisi Roman Bürki tergeser. Dia resmi jadi kiper cadangan.
Bürki gak pernah bikin drama. Tapi jelas, keputusan ini pahit. Setelah jadi starter selama 6 tahun, dia harus duduk di bench hampir satu musim penuh. Banyak fans yang kecewa, tapi mengerti: performa Bürki udah gak segarang dulu.
7. Pamit dari Dortmund: Pergi dengan Hormat
Di akhir musim 2021–22, Roman Bürki resmi pamit dari Borussia Dortmund setelah 7 musim, 232 pertandingan, dan 83 clean sheets.
Dia pamit dengan sikap dewasa. Gak ada drama, gak ada sindiran. Cuma rasa terima kasih, dan pengakuan bahwa Dortmund adalah klub yang bikin dia besar.
8. Pindah ke MLS: Kapten Baru di St. Louis City SC
Uniknya, Bürki gak pindah ke klub Eropa, tapi malah ambil jalan baru ke Amerika Serikat. Dia gabung ke klub ekspansi MLS, St. Louis City SC, dan langsung ditunjuk jadi kapten.
Di sini, dia jadi role model, pemimpin tim, dan bahkan salah satu kiper terbaik MLS dalam musim pertamanya. Banyak yang bilang, Bürki kayak nemu hidup baru di AS — lebih santai, tapi tetap profesional.
9. Statistik Roman Bürki di Borussia Dortmund
Kategori | Jumlah |
---|---|
Musim | 2015–2022 (7 musim) |
Total pertandingan | 232 |
Clean sheets | 83 |
Trofi | 1 DFB Pokal (2016–17), 1 DFL-Supercup (2019) |
10. Apa Kata Orang Tentang Bürki
“Dia pernah jadi dinding kokoh kami. Tanpa dia, kami gak bakal finish tinggi di beberapa musim krusial.”
– Thomas Tuchel
“Roman selalu profesional, bahkan saat dia bukan pilihan utama.”
– Hans-Joachim Watzke
“Dia mungkin bukan kiper terbaik dunia, tapi dia kasih segalanya buat klub ini.”
– Fans di Südtribüne
11. Citra dan Loyalitas: Gak Pernah Drama, Gak Pernah Lupa Klub
Di luar lapangan, Bürki dikenal sebagai pemain yang low-profile. Fashionable? Iya. Tapi tetap kalem. Gak pernah bikin keributan, gak pernah nuntut pindah, dan tetap dukung tim meski duduk di bangku cadangan.
Dia juga sering ngomongin Dortmund dengan nada positif, bahkan setelah pindah ke Amerika. Itu nunjukkin bahwa hubungannya sama klub bukan cuma kontrak — tapi juga rasa memiliki.
12. Pelajaran dari Roman Bürki
- Jadi starter itu prestasi. Tapi bertahan dalam kritik lebih berat.
- Lo gak harus sempurna buat punya tempat di hati fans.
- Pindah bukan berarti gagal. Kadang itu pintu menuju fase baru.
- Loyalitas bukan cuma saat dipuja, tapi juga saat lo gak dibutuhin lagi.
Kesimpulan: Roman Bürki, Si Kiper Kalem yang Punya Cerita Nyata di Dortmund
Roman Bürki mungkin gak akan masuk daftar kiper terbaik sepanjang masa. Tapi dia pernah jadi bagian penting dari Borussia Dortmund. Dia datang saat klub butuh stabilitas di bawah mistar, dan selama bertahun-tahun dia ngasih performa yang konsisten, kerja keras, dan loyalitas.
Dia bukan tipe “superstar”, tapi dia tipe pemain yang lo bakal inget sebagai bagian dari satu era penting.